This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 08 Mei 2015

Teknik Mencatat Tingkat Tinggi



Menulis merupakan salah satu aspek terpenting yang dipelajari dan diperlukan dalam kegiatan sehari-hari. Tujuan utama dari menulis ialah dapat meningkatkan daya ingat seseorang, karena bagian sebagian orang akan mudah mengingat sesuatu dari apa yang mereka tulis begitu pula dengan tulisan yang dapat dijadikan sebagai alat ingat yang utama.

Namun, pernahkah kamu merasa malas untuk menulis materi pelajaran, rapat atau seminar?
Pernahkah kamu merasa bosan melihat tulisan dicatatanmu?
Pernahkan kamu merasa tulisanmu tak dapat membuatmu paham akan suatu materi?

Setiap orang mungkin pernah mengalami hal-hal diatas. Mengapa? Karena kebanyakan orang menulis dengan menggunakan format outline kuno seperti catatan biasa yang penuh dengan tulisan. Format outline ini dapat menyulitkan kita dalam mencatat dan menyusun materi karena pembicaraan yang dikatakan pemateri yang sering kali maju mundur, selain itu juga menyulitkan dalam mengambil intisari dari bacaan. Rutinitas menulis dengan format outline tersebut perlu kita ubah dengan mengganti teknik menulis yang biasa dengan teknik menulis tingkat tinggi. Teknik tersebut dapat membantu kita mengingat dengan lebih akurat, melihat dan memahami bacaan secara keseluruhan, dan dapat meninjau kembali bacaan dengan lebih efektif.

Teknik mencatat tingkat tinggi terbagi menjadi dua, yaitu peta pikiran (mind mapping) dan catatan: TS. Keduanya dapat kita kita gunakan dalam kegiatan sehari-sehari.

1. Peta pikiran (mind mapping)
Menurut Bobbi DePorter & Mike Hernacky, Peta pikiran adalah teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan. Teknik pencatatan ini dikembangkan pada 1970 oleh Tony Buzan dan didasarkan pada riset tentang bagaimana cara kerja otak sebenarnya (Porter, 1999). Peta pikiran ini menggunakan pengingat visual seperti gambar, simbol, suara, bentuk, dll, dengan begitu otak akan lebih mudah mengingat dan memahami informasi karena didasarkan pada pola pikir otak. Teknik ini jelas lebih mudah daripada teknik outline biasa karena peta pikiran ini menggunakan pendekatan otak kiri dan kanan yang biasa disebut “pendekatan keseluruhan otak”.
Menurut Bobbi De Porter & Mike Hernacky, kiat-kiat membuat peta pikiran diantaranya:
Tulis gagasan utamanya ditengah-tengah kertas dan lingkupilah dengan lingkaran, persegi atau bentuk lainnya.
Tambahkan sebuah cabang yang keluar dari pusatnya untuk setiap poin atau gagasan utama. Jumlah cabangnya akan bervariasi, tergantung dari jumlah gagasan atau subjudul.
Tulislah kata kunci atau frase pada tiap-tiap cabang yang dikembangkan untuk detail. Kata-kata kunci ini adalah kata-kata yang menyampaikan inti sebuah gagasan dan memicu ingatan Anda. Jika Anda menggunakan singkatan, pastikan anda mengingat singkatan tersebut.
Tambahkan simbol-simbol dan ilustrasi-ilustrasi untuk mendapatkan ingatan yang lebih baik.

Tips & trik agar peta pikiran mudah diingat :
  1. Tulislah dengan tulisan yang rapi dan terbaca
  2. Gunakan simbol-simbol, misalkan tanda seru (!) untuk hal-hal yang penting
  3. Gunakan warna semenarik mungkin
  4. Gunakan underline, bold, italic atau huruf kapital untuk kata-kata penting atau yang ditekankan
  5. Gunakan bentuk-bentuk acak dalam setiap cabang sesuai dengan imajinasimu.
  6. Gambarlah hal-hal yang dapat memudahkanmu mengingat dan gunakan kreatifitasmu.

Manfaat peta pikiran antara lain fleksibel, menyenangkan, dapat memusatkan perhatian, meningkatkan pemahaman, mudah dipahami karena sesuai dengan pola pikiran otak, menyenangkan dan meningkatkan kreatifitas.

2. Catatan: TS
Catatan: TS adalah cara menerapkan pikiran sadar ataupun bawah sadar anda terhadap materi yang sama dengan cara sadar. Catatan: TS merupakan kepandekan dari “Catatan Tulis dan Susun” (Bobbi De Porter & Mike Hernacky, 1999).
Penulisan Catatan adalah mendengarkan apa yang dibicarakan oleh seorang pembicara atau guru seraya menuliskan poin-poin utama seorang pembicara atau guru seraya menuliskan poin-poin utamanya.
Punyusunan Catatan adalah menuliskan pemikiran dan kesan Anda sendiri sambil mendengarkan materi yang sedang disampaikan.

Dengan menggunakan metode Catatan: TS, kita dapat menulis dan menyusun catatan dalam waktu yang bersamaan. Selain itu, Catatan: TS juga tidak hanya berpusat pada pikiran sadar saja yaitu ketika kita mencatat dan menulis materi, tetapi pikiran bawah sadar kita juga bereaksi dengan menuangkan perasaan, pertanyaan, kesan yang dapat memudahkan kita mengingat dikemudian hari.

Menulis Catatan: TS ini membantu kita memusatkan pikiran kita pada materi yang dijelaskan oleh pembicara, selain itu juga akan sangat bermanfaat saat melakukan seminar karena selain dapat mengingat materinya dengan mudah juga dapat mengingat siapa pematerinya. Manfaat utama Catatan: TS yaitu memudahkan mengingat subjek maupun objek, memusatkan perasaan dan emosi, merekam penilaian-penilaian kita, dan menyeimbangkan pikiran sadar dan tidak sadar.

Sumber : DePorter, Bobbi., dan Hernacky, Mike. 1999. Quantum Learning. Bandung : Penerbit Kaifa


Sabtu, 02 Mei 2015

Dua Pola Dasar Cara Berpikir Manusia



Tahukan kamu bagaimana cara berpikirmu?

Pada umumnya seseorang tidak mengetahui cara berpikir yang mereka gunakan. Padahal belajar mengenai cara berpikir adalah tugas seumur hidup bagi seorang manusia. Mempelajari cara berpikir ini membantu kita untuk meningkatkan kinerja berpikir kita, bukan hanya perorangan tetapi kelompok, jika hal itu dapat tercapai maka hasilnya akan sangat luar biasa.

Ada dua pola dasar cara berpikir manusia yaitu konvergen dan divergen. Namun biasanya seseorang cenderung menggunakan pola berpikir yang mereka sukai seumur hidup mereka baik itu divergen maupun konvergen. Lalu, apa itu pemikiran konvergen dan divergen?

Pemikiran konvergen adalah pemikiran yang terpusat dan mengarah pada hal-hal atau jawaban yang spesifik. Sementara pemikir divergen sebaliknya, mereka berpikir meluas dan melebar sehingga tidak menghasilkan jawaban yang terfokus.

Ciri-ciri pemikir konvergen :

  • ·         Berpikir secara terpusat
  • ·         Pertanyaan yang  akan diajukan bersifat tertutup
  • ·         Membutuhkan/menghasilkan jawaban yang spesifik dan terfokus
  • ·         Terpusat pada sasaran akhir
  • ·         Keunggulan : Pemikiran ini sangat dibutuhkan dalam dunia kerja dan pendidikan
  • ·    Kelemahan : mengabaikan alternatif dan informasi yang tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan dan kurang kreatif
Ciri-ciri pemikir divergen :

  • ·         Berpikir meluas dan melebar
  • ·         Pertanyaan yang diajukan bersifat terbuka
  • ·         Jawaban yang dihasilkan samar-samar
  • ·         Ekspolarasi dan kreatifitas
  • ·         Keunggulan : piawai dalam menghasilkan ide dan alternatif
  • ·         Kelemahan : sulit beradaptasi dalam dunia kerja, sesama pemikir divergen sulit saling mengikuti.
Bagaimana pemikiran yang baik?
Seperti yang kita lihat diatas, keduanya memiliki kelamahan dan kelebihan masing-masing. Sehingga alangkah lebih baiknya jika kita mampu memanfaatkan kedua pemikiran tersebut dengan sesuai. Sayangnya, hanya sedikit orang yang mampu memanfaatkan keduanya. Mereka ialah yang memiliki kemampuan keterampilan dan memanfaatkan kedua pemikiran tersebu sehingga mereka dapat berpikir kilat karena keunggulannya tersebut.

Dalam hal pemikiran, pria cenderung berpikir konvergen itu mengapa direktur, manager dan para pekerja di kantor didominasi pria. Karena pemikiran yang terfokus pada sasaran akan membawa mereka kearah puncak. Sementara wanita cenderung menggunakan cara berpikir keduanya.

Cara berpikir ternyata berpengaruh terhadap pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah. Contoh kasusnya yaitu bila kamu mencari sepatu converse berwarna merah berukuran 39. Jika kamu adalah pemikir konvergen, maka kamu akan terfokus mencari sepatu dengan kriteria seperti diatas. Namun jika kamu seorang pemikir divergen, kamu akan melihat-lihat sepatu jenis lain barangkali ada yang lebih baik untukmu, selain itu pemikir divergen lebih mengutamakan melihat-melihat sepatu daripada mendapatkan sepatu itu sendiri, mereka akan merasa menyesal jika langsung membeli sepatu dengan kriteria diatas tanpamelihat-lihat yang lain. Sedangkan bagi pemikir konvergen kegiatan melihat-lihat adalah hal yang sia-sia karena masih banyak hal penting lain yang masih perlu diselesaikan
.
Tips menurut buku berpikir strategis:
Bila kita berpikir soal kualitas berpikir, kesabaran adalah kebajikan yang berharga karena beberapa waktu memerlukan inkubasi. Jika anda adalah seorang pemikir konvergen, cobalah untuk mulai terbuka. Jika anda pemikir divergen, cobalah untuk beradaptasi dengan menerima ide-ide/pemikiran dari orang lain.

Sember : Reid, S.P.,. 2012. Jangan Anggap Sepele Soft Skills : Keterampilan yang Dipraktikkan Orang Cerdas di Tempat Kerja. Jakarta : Penerbit Libri.




Bersikaplah Proaktif bukan Reaktif!

Apa yang akan kamu lakukan jika sahabat terbaikmu ternyata membicarakan keburukanmu dibelakangmu?

  1. Melabrakraknya, menganggap dia pembohong, membalas kelakuannya.
  2. Memaafkannya, mengajak bicara baik-baik, introveksi diri.
Dari pertanyaan tersebut, sikap mana yang akan kamu ambil?
Kamu bisa bereaksi apa saja tanpa perlu menjadi orang lain. Contoh diatas merupakan satu dari seratus kesempatan yang diberikan setiap harinya kepadamu untuk memilih akan bersikap proaktif(2) atau reaktif(1). Hanya saja untuk bisa mengefektifkan kebiasaan-kebiasaanmu seharusnya kamu lakukan adalah bersikap proaktif, bukan reaktif. Mengapa? Karena bersikap proaktif merupakan langkah awal dalam penguasaan diri. Sikap ini mengajarkan kita untuk bertanggung jawab terhadap diri kita sendiri.



Untuk dapat bersikap proaktif sebaiknya kamu pahami terlebih dahulu apasih yang dimaksud dengan sikap proaktif dan reaktif, bagaimana ciri-cirinya dan perbandingan bahasa orang-orang proaktif dan reaktif. Setelah itu kamu dapat mulai mengendalikan dirimu sendiri dan mengubah sikap-sikap/perilaku reaktif menjadi proaktif.

Orang-orang yang proaktif berpikir sebelum bertindak, yang membuat mereka sadar bahwa mereka tidak bisa mengendalikan apa yang terjadi pada mereka namun mereka dapat mengendalikan reaksi dan perasaan mereka.

Orang-orang yang reaktif membuat pilihannya menurut dorongan hati dan hawa nafsu, mereka menganggap diri mereka adalah korban dan selalu menyalahkan orang lain. Hidup mereka dapat dengan mudah dikendalikan orang lain karena mereka tidak dapat mengendalikan diri mereka sendiri.

Ciri-ciri orang proaktif :

  • ·         Berpikir sebelum bertindak
  • ·         Tidak mudah emosi, jika diibaratkan seperti air dalam gelas
  • ·         Tidak mudah tersinggung
  • ·         Bertanggung jawab dengan pilihannya dan dengan dirinya sendiri
  • ·         Tidak berlarut-larut dan cepat bangkit
  • ·         Selalu mencari solusi dalam setiap permasalahan dan mengusahakan segalanya terlaksana
  • ·       Fokus pada hal-hal yang bisa dikendalikan yaitu diri sendiri, dan tidak mengkhawatirkan hal-hal yang tidak dapat dikendalikan

Ciri-ciri orang yang reaktif :

  • ·         Bertindak menurut dorongan hawa nafsu
  • ·         Mudah emosi dan mengucapkan kata-kata yang tidak seharusnya diucapkan
  • ·         Mudah tersinggung
  • ·         Seperti sekaleng soda yang dikocok
  • ·         Merasa menjadi korban sehingga terus menyalahkan orang lain
  • ·         Cenderung merengek dan mengeluh
  • ·         Berubah hanya pada hal-hal yang dianggap perlu
  • ·         Biasanya bersikap apatis
Perbandingan bahasa orang proaktif dan reaktif :
Bahasa Reaktif
Bahasa Proaktif
Aku cobain deh..
Akan kukerjakan..
Aku menyerah..
Akan kucoba lagi..
Sepertinya ini tidak akan berhasil..
Kita cari solusinya..
Aku terpaksa melakukannya..
Aku harus melakukannya..
Dia menghilangkan mood-ku hari ini..
Takan kubiarkan dia mebuatku unmood..

Nah.. sekarang pahamkan bagaimana sikap proaktif dan reaktif? Bersikaplah proaktif, bukan reaktif!
Selamat mencoba dan menjadi lebih baik! J

Sumber: Covey, Sean. 2001. The Seven Habits of Highly Effective Teens. Jakarta : Binarupa  Aksara

Bersikaplah Proaktif bukan Reaktif!

Apa yang akan kamu lakukan jika sahabat terbaikmu ternyata membicarakan keburukanmu dibelakangmu?

  1. Melabrakraknya, menganggap dia pembohong, membalas kelakuannya.
  2. Memaafkannya, mengajak bicara baik-baik, introveksi diri.
Dari pertanyaan tersebut, sikap mana yang akan kamu ambil?
Kamu bisa bereaksi apa saja tanpa perlu menjadi orang lain. Contoh diatas merupakan satu dari seratus kesempatan yang diberikan setiap harinya kepadamu untuk memilih akan bersikap proaktif(2) atau reaktif(1). Hanya saja untuk bisa mengefektifkan kebiasaan-kebiasaanmu seharusnya kamu lakukan adalah bersikap proaktif, bukan reaktif. Mengapa? Karena bersikap proaktif merupakan langkah awal dalam penguasaan diri. Sikap ini mengajarkan kita untuk bertanggung jawab terhadap diri kita sendiri.



Untuk dapat bersikap proaktif sebaiknya kamu pahami terlebih dahulu apasih yang dimaksud dengan sikap proaktif dan reaktif, bagaimana ciri-cirinya dan perbandingan bahasa orang-orang proaktif dan reaktif. Setelah itu kamu dapat mulai mengendalikan dirimu sendiri dan mengubah sikap-sikap/perilaku reaktif menjadi proaktif.

Orang-orang yang proaktif berpikir sebelum bertindak, yang membuat mereka sadar bahwa mereka tidak bisa mengendalikan apa yang terjadi pada mereka namun mereka dapat mengendalikan reaksi dan perasaan mereka.

Orang-orang yang reaktif membuat pilihannya menurut dorongan hati dan hawa nafsu, mereka menganggap diri mereka adalah korban dan selalu menyalahkan orang lain. Hidup mereka dapat dengan mudah dikendalikan orang lain karena mereka tidak dapat mengendalikan diri mereka sendiri.

Ciri-ciri orang proaktif :

  • ·         Berpikir sebelum bertindak
  • ·         Tidak mudah emosi, jika diibaratkan seperti air dalam gelas
  • ·         Tidak mudah tersinggung
  • ·         Bertanggung jawab dengan pilihannya dan dengan dirinya sendiri
  • ·         Tidak berlarut-larut dan cepat bangkit
  • ·         Selalu mencari solusi dalam setiap permasalahan dan mengusahakan segalanya terlaksana
  • ·       Fokus pada hal-hal yang bisa dikendalikan yaitu diri sendiri, dan tidak mengkhawatirkan hal-hal yang tidak dapat dikendalikan

Ciri-ciri orang yang reaktif :

  • ·         Bertindak menurut dorongan hawa nafsu
  • ·         Mudah emosi dan mengucapkan kata-kata yang tidak seharusnya diucapkan
  • ·         Mudah tersinggung
  • ·         Seperti sekaleng soda yang dikocok
  • ·         Merasa menjadi korban sehingga terus menyalahkan orang lain
  • ·         Cenderung merengek dan mengeluh
  • ·         Berubah hanya pada hal-hal yang dianggap perlu
  • ·         Biasanya bersikap apatis
Perbandingan bahasa orang proaktif dan reaktif :
Bahasa Reaktif
Bahasa Proaktif
Aku cobain deh..
Akan kukerjakan..
Aku menyerah..
Akan kucoba lagi..
Sepertinya ini tidak akan berhasil..
Kita cari solusinya..
Aku terpaksa melakukannya..
Aku harus melakukannya..
Dia menghilangkan mood-ku hari ini..
Takan kubiarkan dia mebuatku unmood..

Nah.. sekarang pahamkan bagaimana sikap proaktif dan reaktif? Bersikaplah proaktif, bukan reaktif!
Selamat mencoba dan menjadi lebih baik! J

Sumber: Covey, Sean. 2001. The Seven Habits of Highly Effective Teens. Jakarta : Binarupa  Aksara

Upaya Peningkatan Hard Skills : Kenali Modalitas Belajarmu



Di era globalisasi ini terutama dengan adanya AFTA dibutuhkan sekali lulusan-lulusan baik Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, maupun Perguruan-perguruan Tinggi yang kompeten dengan keahlian yang dimilikinya sehingaa mampu bersaing di Du/Di. Untuk itu, diperlukan kemampuan hard skills yang baik oleh para generasi muda untuk siap terjun di dunia kerja.

Hard skills adalah merupakan kemampuan seseorang dalam menguasai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan bidang yang digelutinya. Dalam upaya peningkatan hard skills maka diperlukan proses pembelajaran yang efektif sehingga materi mampu diterima dengan baik oleh peserta didik. Namun, hal yang paling berharga dalam belajar sebenarnya adalah bagaimana cara belajar yang baik sehingga dapat menjadikan belajar adalah sesuatu yang menyenangkan. Gaya Belajar atau modalitas belajar adalah kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, sekolah dan situasi antar pribadi.

Modalitas belajar atau gaya belajar adalah kombinasi dari bagaimana Anda menyerap, lalu mengatur, dan mengolah informasi (Porter, 1999). Namun, sebagian besar generasi muda tidak mengetahui cara belajar mereka sehingga banyak generasi muda kita banyak yang berpikiran bahwa belajar bukanlah hal yang menyenangkan, padahal dengan mengetahui modalitas belajar seseorang akan lebih mudah dalam menyerap informasi dan mengambil langkah-langkah atau trik dalam belajar sehingga belajar bisa menjadi hal yang menarik dan menyenangkan sehingga kemampuan hard skills dapat tercapai. Seseorang yang cenderung pada modalitas belajar tertentu akan merasa kesulitan untuk belajar dengan modalitas yang lain. Selain itu, dengan mengetahui modalitas belajar, seseorang akan lebih mengenal karakter dirinya sendiri.

Lalu, apa saja modalitas belajar itu?

*      Visual
      Orang-orang visual belajar dengan cara melihat. Mereka akan lebih mudah menyerap dan mengingat informasi dari apa yang mereka lihat daripada apa yang mereka dengar. Asosiasi visual memudahkan mereka dalam mengingat, namun sebaliknya mereka mudah terganggu dengan keributan. Ketika membaca biasaya mereka membaca di dalam hati, cepat dan tekun. Orang-orang kinestetik biasanya menggunakan kata-kata khas “Menurut pandangan saya,

*      Auditorial
Orang-orang auditorial belajar dengan cara mendengar. Mereka akan lebih mudah menyerap dan mengingat informasi dari apa yang mereka dengar daripada apa yang mereka lihat, berbeda dengan mereka yang visual. Pelajar yang auditorial sering kali belajar sambil mendengarkan musik, karena itu akan memudahkan mereka dalam menyerap informasi. Mereka biasanya akan kesulitan dalam hal menulis namun pandai dalam hal berbicara, itu mengapa kebanyakan dari mereka lebih menyukai musik daripada seni. Kata-kata yang biasa digunakan orang-orang auditorial adalah “Saya mendengar apa yang Anda katakan..” atau “Kedengarannya menarik....”.

*      Kinestetik
Orang-orang kinestetik belajar dengan sentuhan dan perasaan. Mereka selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak, itu mengapa mereka mudah bosan dan tidak bisa duduk diam dalam jangka waktu yang lama. Pelajar yang kinestetik biasanya menghafal sambil berjalan-jalan dan ketika membaca biasanya mereka membaca dengan keras sambil menunjuk bacaan. Kata-kata yang biasa mereka ucapkan dalam pembicaraan “Saya meresa Anda....” atau “Aku rasa hal itu baik....”.

Sebenarnya setiap orang memiliki karakteristik ketiga modalitas belajar tersebut, namun biasanya cenderung pada modalitas belajar tertentu baik itu visual, auditorial maupun kinestetik. Namun tidak menutup kemungkinan ada orang yang memiliki modalias belajar gabungan seperti Auditoral-Kinestetik atau Visual-Kinestetik. Selain mengenali modalitas diri sendiri, juga penting untuk mengetahui modalitas belajar orang lain. Misalkan ketika akan melakukan presentasi atau mengajarkan sesuatu hal kepada orang lain, alangkah lebih baiknya jika kita mengetahui modalitas balajar orang tersebut karena itu akan mempermudah penyerapan informasi pada lawan bicara kita. Untuk mengetahui modalitas belajar seseorang, dapat kita lihat dari cara mereka berbicara. Orang-orang visual biasanya berbicara cepat, orang-orang auditorial biasanya berbicara sedang, sedangkan orang-orang kinestetik biasanya berbicara lambat. Selain itu, dapat juga diketahui dari kata-kata yang mereka ucapkan seperti contoh di atas.

Selamat mencoba dan menjadi lebih baik!
Salam kemajuan bagi generasi muda bangsa Indonesia!

Sumber :
De Porter, Bobbi., dan Hernacky, Mike. 1999. Quantum Learning. Bandung : Kaifa

Build your Character With The Magic of Seven Habits




     Karakter bisa diartikan sebagai ciri khas yang dimiliki seseorang atau bisa juga menggambarkan kepribadian orang tersebut. Karakter yang baik memudahkan seseorang dalam mencapai tujuan dan cita-citanya.

Karakter bangsa merupakan cerminan kepribadian bangsa itu sendiri, selain itu karakter bangsa juga merupakan salah satu aspek penting dalam tolak ukur kemajuan bangsa dan oleh sebab itu pembangunan karakter (Character Building) sangat diperlukan bagi generasi bangsa khususnya remaja. Pembangunan karakter (Character Building) ini dapat dilakukan dengan mengefektifkan kebiasaan-kebiasaan yang biasa dilakukan karena kebiasaan dapat membentuk karakter seseorang, seperti yang dikatakan Samuel Smiles dalam buku The Seven Habits of Highly Effective Teens :

“Taburkanlah suatu pikiran, maka kamu akan menuai perbuatan;
Taburkanlah suatu perbuatan, maka kamu akan menuai kebiasaan;
Taburkanlah suatu kebiasaan, maka kamu akan menuai karakter;
Taburkanlah suatu karakter, maka kamu akan menuai takdir.”

Sebuah kebiasaan yang baik dapat membantumu menggapai cita-cita dan tujuanmu, namun sebaliknya kebiasaan yang buruk justru dapat menghancurkan cita-citamu. Oleh sebab itu, bentuklah kebiasaanmu mulai sekarang! Jangan menundanya, masa depanmu sangatlah berharga, 7 tahun dimasa mudamu akan mempengaruhi masa depanmu.
Hal ini sejalan dengan yang dikatakan seorang Pujangga Inggris ”Mula-mula kita membentuk kebiasaan kita, lama kelamaan kebiasaan kitalah yang membentuk kita”. Untuk itu sangat penting bagi remaja khususnya untuk mengetahui kebiasaan-kebiasaan apa saja yang baik untuk di aplikasikan dalam kegiatan sehari-sehari yang sekaligus dapat membentuk  soft skills dalam upaya pembangunan karakter bangsa.

Apa saja the magic of seven habits itu?

*      Kebiasaan 1 : Jadilah Proaktif
Kebiasaan ini mengajarkan tanggung jawab terhadap diri sendiri. Kebiasaan ini merupakan langkah awal dari 7 kebiasaan remaja yang efektif karena kebiasaan ini merupakan tahap awal dari kemenangan pribadi. Bersifat proaktif sangat diperlukan dikehidupan sehari-hari karena dapat melatih pengendalian reaksi ketika menghadapi suatu permasalahan.
Mereka yang proaktif dapat membuat pilihan-pilihannya menurut nilai, mereka berpikir sebelum bertindak (Sean,2001).

*      Kebiasaan 2 : Merujuk Pada Tujuan Akhir
Masa remaja hanya tujuh tahun, begitu singkat, tetapi ketujuh tahun ini mempengaruhi enam puluh satu sisanya, demi kebaikan ataupun keburukan, dengan cara yang sangat ampuh (Sean, 2001).
Merujuk pada tujuan akhir berarti mengingat-ingat tujuan akhir dengan gambaran yang jelas dengan merumuskan kembali sasaran-sasaran hidup yang akan dilakukan. Hal ini sangat penting karena dengan memiliki tujuan akhir, generasi muda dapat memutuskan masa depannya sendiri dan mengambil jalan untuk mewujudkan tujuannya atau cita-citanya tanpa dikendalikan oleh siapapun dan apapun. Salah satu cara untuk dapat memiliki tujuan akhir ialah dengan menulis pernyataan misi pribadi. Pernyataan misi pribadi itu sendiri merupakan gambaran ingin seperti apa hidupmu dimasa yang akan datang, pernyataan misi itu sendiri dapat berupa kepercayaan atau motto pribadi.

*      Kebiasaan 3 : Dahulukan yang utama
Kebiasaan ini merupakan tahap ketiga atau terakhir dalam kemenangan pribadi, namun kebiasaan ini merupakan kebiasaan yang paling sulit untuk diaplikasikan karena kebiasaan ini adalah bukan hanya soal mengatur waktu tetapi juga mempelajari soal menentukan prioritas dengan mendahulukan hal-hal utama atau penting dalam hidupmu. Memanage waktu itu sendiri merupakan salah satu kemampuan soft skills yang sangat dipenting. Selain itu, kebiasaan ini merupakan kebiasaan daya kemauan dan daya menolak, yaitu kemauan untuk mengatakan “Ya”terhadap hal-hal yang penting dan kekuatan untuk mengatakan “Tidak pada hal-hal yang tidak penting atau tekanan sesama yang ada dalam hidupmu..
Penting merupakan hal-hal yang paling penting bagimu, kegiatan-kegiatan utama bagimu, yang berkontribusi terhadap tercapainya misi serta sasaranmu. Sedangkan mendasak ialah hal-hal yang menekan dan menuntut perhatian segera (Sean, 2001).
Berdasarkan buku The 7 Habits of Highly Effective Teens, berikut merupakan kuadran waktu dari kebiasaan Dahulukan Yang Utama :


MENDESAK
TIDAK MENDESAK
P
E
N
T
I
N
G
Kuadran 1
Orang Yang Suka Menunda-nunda
“Si Penunda”
1.       Mewakili hal-hal yang mendesak dan penting;
2.       Kecanduan kemendesakan;
3.       Sukses di bawah tekanan;
4.      Kebanyakan menghabiskan waktu di K1 akan menyebabkan stress, cemas, lelah.
Kuadran II
Orang Yang Suka Menentukan Prioritas
1.       Mewakili hal-hal yang tidak mendesak, tetapi penting;
2.       Selalu menentukan prioritas;
3.      Merencanakan dan menetapkan sasaran.;
4.      Berprestasi.
T
D
K
P
E
N
T
I
N
G
Kuadran III
Orang Yang “Yes Man”
1.       Mewakili hal-hal yang mendesak tetapi tidak penting (penting bagi orang lain);
2.       Sulit mengatakan tidak kepada siapa atau apapun;
3.       Reputasi sebagai tukang menyenangkan orang lain;
4.       Kurang disiplin.
Kuadran 1V
“Si Pemalas”
1.       Mewakili hal-hal yang tidak mendesak dan tidak penting (menyia-nyiakan waktu);
2.       Kegiatan-kegiatan di Kuadran II yang berlebihan seperti nonton seharian;
3.       Kurang bertanggungjawab;
4.       Malas.

Kebanyakan generasi muda menghabiskan waktunya di Kuadran I, hal itu dapat dilihat dari kebiasaa Sistim Kebut Semalam (SKS) yang biasa dilakukan pelajar maupun mahasiswa ketika menghadapi ujian. Untuk itu diperlukan daya kemauan yang keras untuk mengubah  kebiasaan tersebut. Berusahalah untuk berada di Kuadran 2, dengan begitu hidupmu akan lebih terkendali.

*      Kebiasaan 4 : Berpikir Menang/Menang
Berpikir Menang/Menang adalah sikap terhadap kehidupan, suatu cara berpikir yang mengatakan bahwa saya bisa menang, kamupun bisa menang. Bukannya saya atau kamu, melainkan bersama-sama (Sean, 2001). Hal ini memang dianggap tidak sejalan terutama di dunia bisnis, namun cara berpikir demikian dapat menjadikan semua orang sukses, tidak hanyaorang-orang yang unggul saja. Untuk itu perlu dihilangkan sifat kecenderungan bersaing dan membanding-bandingkan.

*      Kebiasaan 5 : Berusaha Memahami terlebih dahulu, Baru Dipahami
Kebiasaan ini merupakan kunci dari komunikasi yang juga merupakan langkah awal dari kemenangan publik, karena kebutuhan yang penting bagi diri seorang manusia adalah dipahami. Sayangnya, masih banyak orang-orang yang ingin diselami perasaannya namun mengenyampingkan perasaan orang lain. Untuk itu bagi para generasi muda khususnya dapat mengaplikasikan cara mendengarkan yang baik yaitu dengan mendengarkan dengan hati, mata, dan telinga. Mendengarkan saja tidak cukup untuk memahami perasaan orang lain, karena sebagian besar komunikasi berasal dari bahasa tubuh.


*      Kebiasaan 6 : Wujudkan Sinergi
Pada dasarnya, sinergi merupakan kemampuan untuk bekerjasama dengan dua orang atau lebih untuk mencapai solusi atau hasil yang lebih baik. Ini bukanlah hal yang asing bagi yang pernah menjadi anggota tim. Sinergi tidak sama dengan kompromi atau kerjasama, tetapi lebih dari itu. Jika kompromi adalah 1 + 1 = ½, kerjasama adalah 1 + 1 = 2, maka sinergi adalah 1 + 1 = > 2 . Dengan kata lain, sinergi merupakan kerjasama yang kreatif. Sinergi tidak terjadi begitu saja, itu adalah proses, kamu harus sampai kesana (Sean, 2001). Dalam mewujudkan sinergi dibutuhkan pendekatan memanfaatkan keberagaman, bukannya menghindari atau mentolerir keberagaman.

*      Kebiasaan 7 : Asahlah Gergajimu
Kebiasaan 7 merupakan Pembaharuan yaitu tentang menjaga ketajaman dirimu agar bisa menangani hidup dengan lebih baik. Artinya, secara berkalam memperbaharui dan menguatkan keempat dimensi kehidupan kuncimu – tubuhmu, otakmu, hatimu, dan jiwamu. (Sean, 2001). Kegiatan memperbaharui tidak dapat muncul begitu saja, hal ini merupakan bagian dari kegiatan Kuadran II, yaitu seperti meluangkan waktu untuk olahraga, mengisi TTS, bermain catur, membaca koran, dll.

Nah, sudah tahu kan 7 kebiasaan yang baik untuk dilakukan?
Let's do it!

Sumber :
Covey, Sean. 2001. The 7 Habits of Highly Effective Teens. Jakarta : Binarupa Aksara