Karakter bisa diartikan sebagai ciri khas yang dimiliki seseorang atau bisa juga menggambarkan kepribadian orang tersebut. Karakter yang baik memudahkan seseorang dalam mencapai tujuan dan cita-citanya.
Karakter bangsa merupakan cerminan kepribadian bangsa itu sendiri, selain itu karakter bangsa juga merupakan salah satu aspek penting dalam tolak ukur kemajuan bangsa dan oleh sebab itu pembangunan karakter (Character Building) sangat diperlukan bagi generasi bangsa khususnya remaja. Pembangunan karakter (Character Building) ini dapat dilakukan dengan mengefektifkan kebiasaan-kebiasaan yang biasa dilakukan karena kebiasaan dapat membentuk karakter seseorang, seperti yang dikatakan Samuel Smiles dalam buku The Seven Habits of Highly Effective Teens :
“Taburkanlah
suatu pikiran, maka kamu akan menuai perbuatan;
Taburkanlah suatu perbuatan, maka kamu akan menuai kebiasaan;
Taburkanlah suatu kebiasaan, maka kamu akan menuai karakter;
Taburkanlah suatu karakter, maka kamu akan menuai takdir.”
Sebuah
kebiasaan yang baik dapat membantumu menggapai cita-cita dan tujuanmu, namun
sebaliknya kebiasaan yang buruk justru dapat menghancurkan cita-citamu. Oleh
sebab itu, bentuklah kebiasaanmu mulai sekarang! Jangan menundanya, masa
depanmu sangatlah berharga, 7 tahun dimasa mudamu akan mempengaruhi masa
depanmu.
Hal ini sejalan dengan yang dikatakan seorang Pujangga
Inggris ”Mula-mula kita membentuk kebiasaan kita, lama kelamaan kebiasaan
kitalah yang membentuk kita”. Untuk itu sangat penting bagi remaja khususnya
untuk mengetahui kebiasaan-kebiasaan apa saja yang baik untuk di aplikasikan
dalam kegiatan sehari-sehari yang sekaligus dapat membentuk soft
skills dalam upaya pembangunan karakter bangsa.
Apa saja the magic of seven habits itu?
Apa saja the magic of seven habits itu?
Kebiasaan 1 : Jadilah Proaktif
Kebiasaan ini mengajarkan tanggung jawab terhadap diri sendiri. Kebiasaan
ini merupakan langkah awal dari 7 kebiasaan remaja yang efektif karena
kebiasaan ini merupakan tahap awal dari kemenangan pribadi. Bersifat proaktif
sangat diperlukan dikehidupan sehari-hari karena dapat melatih pengendalian
reaksi ketika menghadapi suatu permasalahan.
Mereka yang proaktif dapat membuat pilihan-pilihannya menurut nilai, mereka
berpikir sebelum bertindak (Sean,2001).
Kebiasaan 2 : Merujuk Pada Tujuan Akhir
Masa remaja hanya tujuh tahun, begitu singkat, tetapi ketujuh tahun ini
mempengaruhi enam puluh satu sisanya, demi kebaikan ataupun keburukan, dengan
cara yang sangat ampuh (Sean, 2001).
Merujuk pada tujuan akhir berarti mengingat-ingat tujuan akhir dengan
gambaran yang jelas dengan merumuskan kembali sasaran-sasaran hidup yang akan
dilakukan. Hal ini sangat penting karena dengan memiliki tujuan akhir, generasi
muda dapat memutuskan masa depannya sendiri dan mengambil jalan untuk
mewujudkan tujuannya atau cita-citanya tanpa dikendalikan oleh siapapun dan
apapun. Salah satu cara untuk dapat memiliki tujuan akhir ialah dengan menulis
pernyataan misi pribadi. Pernyataan misi pribadi itu sendiri merupakan gambaran
ingin seperti apa hidupmu dimasa yang akan datang, pernyataan misi itu sendiri
dapat berupa kepercayaan atau motto pribadi.
Kebiasaan 3 : Dahulukan yang utama
Kebiasaan ini merupakan tahap ketiga atau terakhir dalam kemenangan
pribadi, namun kebiasaan ini merupakan kebiasaan yang paling sulit untuk
diaplikasikan karena kebiasaan ini adalah bukan hanya soal mengatur waktu
tetapi juga mempelajari soal menentukan prioritas dengan mendahulukan hal-hal
utama atau penting dalam hidupmu. Memanage waktu itu sendiri merupakan salah
satu kemampuan soft skills yang
sangat dipenting. Selain itu, kebiasaan ini merupakan kebiasaan daya kemauan
dan daya menolak, yaitu kemauan untuk mengatakan “Ya”terhadap hal-hal yang
penting dan kekuatan untuk mengatakan “Tidak pada hal-hal yang tidak penting
atau tekanan sesama yang ada dalam hidupmu..
Penting merupakan hal-hal yang paling penting bagimu, kegiatan-kegiatan
utama bagimu, yang berkontribusi terhadap tercapainya misi serta sasaranmu. Sedangkan
mendasak ialah hal-hal yang menekan dan menuntut perhatian segera (Sean, 2001).
Berdasarkan buku The 7 Habits of Highly Effective Teens, berikut
merupakan kuadran waktu dari kebiasaan Dahulukan
Yang Utama :
MENDESAK
|
TIDAK MENDESAK
|
|
P
E N T I N G |
Kuadran 1
Orang Yang Suka Menunda-nunda
“Si Penunda”
1.
Mewakili hal-hal
yang mendesak dan penting;
2.
Kecanduan
kemendesakan;
3.
Sukses di bawah
tekanan;
4.
Kebanyakan
menghabiskan waktu di K1 akan menyebabkan stress, cemas, lelah.
|
Kuadran II
Orang Yang Suka Menentukan Prioritas
1.
Mewakili hal-hal
yang tidak mendesak, tetapi penting;
2.
Selalu
menentukan prioritas;
3.
Merencanakan dan
menetapkan sasaran.;
4.
Berprestasi.
|
T
D K P E N T I N G |
Kuadran III
Orang Yang “Yes Man”
1. Mewakili hal-hal yang mendesak tetapi tidak penting (penting bagi orang lain);
2.
Sulit mengatakan tidak kepada siapa atau apapun;
3.
Reputasi sebagai tukang menyenangkan orang lain;
4.
Kurang disiplin.
|
Kuadran 1V
“Si Pemalas”
1.
Mewakili hal-hal yang tidak mendesak dan tidak penting (menyia-nyiakan
waktu);
2.
Kegiatan-kegiatan di Kuadran II yang berlebihan seperti nonton seharian;
3. Kurang bertanggungjawab;
4.
Malas.
|
Kebanyakan generasi muda menghabiskan
waktunya di Kuadran I, hal itu dapat dilihat dari kebiasaa Sistim Kebut Semalam
(SKS) yang biasa dilakukan pelajar maupun mahasiswa ketika menghadapi ujian.
Untuk itu diperlukan daya kemauan yang keras untuk mengubah kebiasaan tersebut. Berusahalah untuk berada di Kuadran 2, dengan begitu hidupmu akan lebih terkendali.
Kebiasaan 4 : Berpikir Menang/Menang
Berpikir Menang/Menang adalah sikap terhadap kehidupan, suatu cara berpikir
yang mengatakan bahwa saya bisa menang, kamupun bisa menang. Bukannya saya atau
kamu, melainkan bersama-sama (Sean, 2001). Hal ini memang dianggap tidak
sejalan terutama di dunia bisnis, namun cara berpikir demikian dapat menjadikan
semua orang sukses, tidak hanyaorang-orang yang unggul saja. Untuk itu perlu
dihilangkan sifat kecenderungan bersaing dan membanding-bandingkan.
Kebiasaan 5 : Berusaha Memahami
terlebih dahulu, Baru Dipahami
Kebiasaan ini merupakan kunci dari komunikasi yang juga merupakan langkah
awal dari kemenangan publik, karena kebutuhan yang penting bagi diri seorang
manusia adalah dipahami. Sayangnya, masih banyak orang-orang yang ingin
diselami perasaannya namun mengenyampingkan perasaan orang lain. Untuk itu bagi
para generasi muda khususnya dapat mengaplikasikan cara mendengarkan yang baik
yaitu dengan mendengarkan dengan hati, mata, dan telinga. Mendengarkan saja
tidak cukup untuk memahami perasaan orang lain, karena sebagian besar
komunikasi berasal dari bahasa tubuh.
Kebiasaan 6 : Wujudkan Sinergi
Pada dasarnya, sinergi merupakan kemampuan untuk bekerjasama dengan dua
orang atau lebih untuk mencapai solusi atau hasil yang lebih baik. Ini bukanlah
hal yang asing bagi yang pernah menjadi anggota tim. Sinergi tidak sama dengan
kompromi atau kerjasama, tetapi lebih dari itu. Jika kompromi adalah 1 + 1 = ½,
kerjasama adalah 1 + 1 = 2, maka sinergi adalah 1 + 1 = > 2 . Dengan kata
lain, sinergi merupakan kerjasama yang kreatif. Sinergi tidak terjadi begitu
saja, itu adalah proses, kamu harus sampai kesana (Sean, 2001). Dalam
mewujudkan sinergi dibutuhkan pendekatan memanfaatkan keberagaman, bukannya
menghindari atau mentolerir keberagaman.
Kebiasaan 7 : Asahlah Gergajimu
Kebiasaan 7 merupakan Pembaharuan yaitu tentang menjaga ketajaman dirimu
agar bisa menangani hidup dengan lebih baik. Artinya, secara berkalam
memperbaharui dan menguatkan keempat dimensi kehidupan kuncimu – tubuhmu,
otakmu, hatimu, dan jiwamu. (Sean, 2001). Kegiatan memperbaharui tidak dapat
muncul begitu saja, hal ini merupakan bagian dari kegiatan Kuadran II, yaitu
seperti meluangkan waktu untuk olahraga, mengisi TTS, bermain catur, membaca
koran, dll.
Nah, sudah tahu kan 7 kebiasaan yang baik untuk dilakukan?
Let's do it!
Sumber :
Covey, Sean. 2001. The 7 Habits of Highly Effective Teens. Jakarta : Binarupa Aksara
Sumber :
Covey, Sean. 2001. The 7 Habits of Highly Effective Teens. Jakarta : Binarupa Aksara
0 komentar:
Posting Komentar